Sabtu, 07 Januari 2012 - , , , , , 1 komentar

Terimalah Kenyataan Bahwa Hidup Ini Memang Tidak Adil


“Siapa bilang hidup ini akan adil, atau apakah hidup ini harus adil?” Hidup ini tidak adil. Hidup ini tidak menyenangkan, tetapi hidup ini nyata. Ironisnya, menyadari fakta-fakta yang ada ini dapat sangat memberikan wawasan yang membebaskan.

Salah satu kesalahan yang sering kita lakukan adalah merasa kasihan pada diri kita sendiri, atau kasihan pada orang lain, berpikir bahwa hidup ini seharusnya adil, atau suatu hari nanti hidup ini pasti adil. Tidak benar begitu dan tidak akan begitu. Bila kita melakukan kesalahan ini, kita cenderung menghabiskan waktu kita berkubang dan atau mengeluh tentang apa yang salah dengan hidup ini. Kita kasihan pada orang lain, mendiskusikan ketidakadilan hidup. “Tak adil,” kita mengeluh, tidak menyadari, mungkin, hidup ini bakal begitu terus.

Salah satu hal yang baik bila kita melepaskan pikiran bahwa hidup ini tidak adil adalah kita terhindar dari mengasihani diri kita karena dengan demikian kita mendorong diri kita berusaha sebaik mungkin dengan apa yang kita miliki. Kita tau bahwa bukan “tugas hidup” untuk membuat segalanya sempurna, ini tantangan kita. Melepaskan pikiran ini juga membuat kita terhindar dari mengasihani orang lain karena kita sadar bahwa orang lain memiliki suratan tangan masing-masing, dan setiap orang memiliki kekuatan dan tantangan yang tak sama dengan orang lain.

Fakta bahwa hidup ini tidak adil bukanlah berarti kita sebaiknya tidak mengerahkan kemampuan kita untuk memperbaiki kehidupan kita dan dunia ini pada umumnya. Sebaliknya, karena itulah sebaiknya melakukannya. Bila kita tidak menyadari atau mengakui bahwa hidup ini tidak adil, kita cenderung untuk jatuh kasihan pada orang lain dan diri kita sendiri. Rasa kasihan, tentu saja, adalah emosi yang melemahkan yang tak bermanfaat bagi setiap orang, kecuali membuat orang merasa lebih buruk daripada sebelumnya. Bila kita benar-benar menyadari bahwa hidup ini tidak adil, kita merasa peduli pada orang lain dan diri kita sendiri. Dan rasa peduli adalah emosi yang tulus yang mengirimkan kebaikan yang penuh kasih untuk setiap orang yang disentuhnya.


 ≧°◡°≦


Taken from : Don't Sweat The Small Stuff - Richard Carlson, Ph.D.

1 komentar:

Yoefi 10 Juli 2015 pukul 16.56

artikelnya bagus bgt menginspirasi

Posting Komentar