Jumat, 06 Januari 2012 - , , , , , , , 0 komentar

Berdamailah Dengan Ketidaksempurnaan


Saya belum pernah menjumpai seorang perfectionis yang hidupnya tenteram. Kebutuhan untuk menjadi sempurna dan keinginan untuk mendapatkan ketenangan batin merupakan dua hal yang bertentangan. Bila kita terikat untuk mendapatkan sesuatu dengan cara tertentu, bukannya menerima yang sudah ada, artinya kita sudah kalah dalam pertempuran. Bukannya merasa puas dan bersyukur atas apa yang kita miliki, kita terpaku pada apa yang masih kurang dan dorongan untuk memperolehnya. Bila kita selalu berpikir ada yang kurang, artinya kita selalu kecewa dan tidak puas.

Apakah itu berhubungan dengan diri kita sendiri – lemari pakaian yang berantakan, goresan di mobil, prestasi yang tidak sempurna, kelebihan berat badan – atau “ketidaksempurnaan” orang lain – penampilan fisik, tingkah laku, atau gaya hidup yang di jalaninya – sikap selalu meributkan ketidaksempurnaan akan menjauhkan kita dari tujuan kita untuk menjadi orang yang baik hati dan lemah lembut. Ini bukan berarti kita tidak perlu lagi berusaha dengan sebaik-baiknya, tetapi ada sisi positifnya  bila kita tidak terlalu terikat dan terpaku pada apa yang kurang dalam hidup ini. Ini masalah menyadari realita bahwa selalu ada cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu sekaligus tetap bisa menikmati atau menghargai cara yang sudah ada.

Pemecahannya adalah lepaskan diri Anda sebelum terperangkap dalam tingkah laku memaksakan sesuatu yang menurut Anda lebih baik daripada yang sudah ada. Ingatkan diri Anda bahwa hidup akan baik-baik saja seperti adanya saat ini. Segala sesuatu akan baik-baik saja tanpa penilaian Anda. Begitu Anda berhasil menghilangkan keinginginan untuk menjadi sempurna dalam segala bidang kehidupan, Anda akan menemukan keindahan dalam hidup Anda.

❀◕ ◕❀



Taken from : Don't Sweat The Small Stuff - Richard Carlson, Ph.D.



0 komentar:

Posting Komentar