Kamis, 17 November 2011 - , , , 0 komentar

Memanfaatkan Orang Lain?

Minggu ini memang belum sibuk, jadi ada sedikit waktu luang untuk menulis dari pada aku tuangkan di wall Facebook atau Twitter, malah bikin orang lain ilfil jadi mendingan ku tulis aja di sini. Kali ini yang ingin ku coretkan mengenai perilaku orang yang suka memanfaatkan orang lain. Gak banget deh jenis orang kayak gini. 

Terkadang gak habis fikir kenapa orang bisa melakukan sesuatu yang tentunya merugikan atopun menyakiti orang lain hanya demi kepuasan egonya saja. Apa terkena penyakit disfungsi hati nuranikah? Aku gak yakin. Terkadang kita sudah memaafkan seburuk apapun perlakuan orang lain terhadap kita karena kita tidak mau lagi terbebani dengan menyimpannya dalam hati. Tetapi hal itu sering disalah gunakan dan kemungkinan mereka berfikir kita cukup bodoh dan gak tau kalo di bodoh-bodohi. I don't think so.

Ketika kita memaafkan seseorang kita hanya tidak ingin lebih menekan dan menyalahkan diri kita ke dalam suatu kesalahan baik diri kita penyebabnya ataupun karena sebab dari yang lainnya. Satu kalimat yang aku pegang teguh "It doesn't matter if you don't respect me for what i am, I will value myself for who i am". Tidak masalah jika orang lain tidak menghormati/menghargaiku, aku akan tetap menghargai diriku sendiri. Toh orang lain hanya melihat dari luar, tidak tau pasti yang ada dalam diri kita, kepribadian kita sesungguhnya. Mereka hanya menerka-nerka saja, berdasarkan penampilan luar dan tingkah laku yg mereka hadapi. Padahal kita bisa bersikap sesuai dengan situasi dan kondisinya bukan? Orang lain terlalu mudah menghakimi kita. 

Apapun penilaian orang tidak akan mempengaruhiku, karena aku yang bertanggungjawab terhadap kehidupanku sendiri. Aku yang lebih tau tentang diriku. Semoga orang yang senang memanfaatkan orang lain demi kemenangan ego-nya sendiri segera ditunjukkan jalan dan diberikan hidayah-Nya. Amin


.:py-17102011:.

Rabu, 16 November 2011 - , , , 0 komentar

Anda ada bukan karena Kebetulan

Siang ini iseng-iseng browsing dan dapat artikel dengan judul "Anda ada bukan karena kebetulan". Sungguh menarik bila kita cerna. Bagaimana tidak, kadang kita mengeluhkan apa yang tidak kita miliki dengan membandingkan dengan yang orang lain miliki padahal belum tentu kita membutuhkannya, kita hanya menginginkannya. Dan tentu saja, semua yang diciptakan di dunia ini tidak ada yang sia-sia. Seperti pepatah rumput tetangga jauh lebih hijau. Kita selayaknya bersyukur atas apa yang kita punyai bukan mengeluhkan apa yang tidak kita miliki. Dalam artikel tersebut juga memuat sebuah puisi yang liriknya sungguh apik karya Russell Kelfer seperti yang tertuang di bawah ini:


Anda adalah Anda karena suatu alasan.
Anda adalah bagian dari suatu rencana yang kompleks.
Anda adalah suatu rancangan unik yang berharga dan sempurna,
disebut lelaki atau perempuan khusus milik Dia.


Anda bertampang seperti Anda karena suatu alasan.
Dia tidak membuat kesalahan.
Dia merajut Anda menjadi satu didalam kandungan,
Anda benar-benar sesuai dengan gambaran yang ingin Dia ciptakan.


Orang-tua yang Anda miliki adalah Orang-tua yang Dia pilih,
Dan tidak peduli bagaimana perasaan Anda,
Mereka dirancang dengan pertimbangan rencanaNya
Dan mereka memiliki materaiNya.


Tidak, trauma yang Anda hadapi tidaklah mudah.
Dan Dia menangis karena trauma itu begitu menyakiti Anda;
Tetapi itu diizinkanNya untuk membentuk hati Anda
Supaya Anda bertumbuh menjadi serupa denganNya.


Anda adalah Anda karena suatu alasan,
Anda telah dibentuk dengan tongkatNya.
Anda adalah Anda, kekasih
Karena ada Dia!


Jadi perlu diingat bahwa semuanya ada bukan karena Kebetulan.
Jangan pernah putus asa dengan kondisi, keluarga, dan orang-orang disekeliling kita.
Tuhan sudah merancang Anda jauh jauh hari sebelum Anda dilahirkan kedunia ini.
Selalu semangat hadapi Dunia ini, dan selalu lakukan yang terbaik!



.: py16102011 :.

- , , , 0 komentar

Akhirnya Pecah Juga Gelas Retak itu!

Inilah yang dapat ku katakan sekarang "Akhirnya pecah juga gelas retak itu!". Awalnya aku sangat sedih, kecewa dan bermacam-macam lagi perasaan negatif menyelimutiku. Perlu beberapa hari untuk bisa menerima segala macam perasaan negatif itu. Aku memang tidak boleh mengabaikannya karena semua jenis perasaan harus diperlakukan sama, harus diterima, dirasakan tetapi jangan ambil tindakan, itu kata sahabatku yang selalu ku ingat dan ku laksanakan ketika aku mengalaminya. Tentu saja menerima dan merasakan perasaan negatif tidak semudah sewaktu kita mengalami perasaan positif. Aku harus meyakinkan diriku sendiri untuk bisa mau menerima dan merasakan perasaan itu sedikit demi sedikit. 
Sebenarnya ada beberapa hal yang perlu disyukuri dari pecahnya gelas retak ini. Aku tidak perlu lagi menyisihkan energi untuk menjaganya lagi, aku terbebas. Selain itu tentu saja, lebih baik memang ianya pecah daripada ada tapi tidak bisa digunakan. Lalu dengan kesadaran diri, ku ambil serpihan kacanya satu persatu yang biarpun melukai jari-jemariku, tetapi tetap aku bersihkan agar tiada lagi orang lain yang akan terluka karena serpihannya. Ku taruh serpihan-serpihan itu dalam suatu wadah, kemudian ku simpan di tempat yang aku bisa melihatnya agar aku selalu ingat untuk tidak mengulangi kesalahanku yang lalu. Pedih ketika melihatnya, tapi aku yakin, itu hanyalah sementara. Ku katakan pada diriku sendiri "Apakah ini merupakan masalah yang besar tahun depan?", tentu saja jawabannya "TIDAK!".
Ketika sedang berada dalam titik terendah dari gelombang, aku harus berulang-ulang mengatakan pada diriku sendiri "Jangan mempermasalahkan hal-hal kecil, semuanya hanyalah masalah kecil". 
Ku yakinkan diriku, Tuhan hanya memberi apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Jika ingat hal ini, aku tenang. Satu hal lagi yang perlu ku pelajari dan aku harus lulus kali ini supaya tidak perlu mengulang pelajaran ini lagi adalah "Jangan Terlalu Berharap, Tetap Bersabar!". Setiap ujian yang diberikan-Nya semata-mata untuk peningkatan kualitas diri kita.Dan memang benar adanya, kalau kembali menengok beberapa tahun ke belakang, maka aku sungguh teramat bersyukur kenapa waktu itu aku harus terluka. Kita menjadi seperti adanya kita sekarang ini semata-mata bukan karena kita menjalani kehidupan dengan mulus bukan?
Intinya adalah kita harus selalu bersyukur dan bersabar atas apapun yang kita alami.Tetap melangkah dengan anggun dan tersenyum. Semuanya terjadi tentu saja dengan suatu alasan yang tentunya adalah yang terbaik bagi kita. Sekali lagi,"DON'T SWEAT THE SMALL STUFF; IT'S ALL SMALL STUFF".




.:py-10162011:.