Saya belum pernah menjumpai seorang
perfectionis yang hidupnya tenteram. Kebutuhan untuk menjadi sempurna dan
keinginan untuk mendapatkan ketenangan batin merupakan dua hal yang
bertentangan. Bila kita terikat untuk mendapatkan sesuatu dengan cara tertentu,
bukannya menerima yang sudah ada, artinya kita sudah kalah dalam pertempuran. Bukannya
merasa puas dan bersyukur atas apa yang kita miliki, kita terpaku pada apa yang
masih kurang dan dorongan untuk memperolehnya. Bila kita selalu berpikir ada
yang kurang, artinya kita selalu kecewa dan tidak puas.
Apakah itu berhubungan dengan
diri kita sendiri – lemari pakaian yang berantakan, goresan di mobil, prestasi
yang tidak sempurna, kelebihan berat badan – atau “ketidaksempurnaan” orang
lain – penampilan fisik, tingkah laku, atau gaya hidup yang di jalaninya –
sikap selalu meributkan ketidaksempurnaan akan menjauhkan kita dari tujuan kita
untuk menjadi orang yang baik hati dan lemah lembut. Ini bukan berarti kita
tidak perlu lagi berusaha dengan sebaik-baiknya, tetapi ada sisi
positifnya bila kita tidak terlalu
terikat dan terpaku pada apa yang kurang dalam hidup ini. Ini masalah menyadari
realita bahwa selalu ada cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu sekaligus
tetap bisa menikmati atau menghargai cara yang sudah ada.
Pemecahannya adalah lepaskan diri
Anda sebelum terperangkap dalam tingkah laku memaksakan sesuatu yang menurut
Anda lebih baik daripada yang sudah ada. Ingatkan diri Anda bahwa hidup akan
baik-baik saja seperti adanya saat ini. Segala sesuatu akan baik-baik saja
tanpa penilaian Anda. Begitu Anda berhasil menghilangkan keinginginan untuk
menjadi sempurna dalam segala bidang kehidupan, Anda akan menemukan keindahan
dalam hidup Anda.
❀◕ ‿ ◕❀
Taken from : Don't Sweat The Small Stuff - Richard Carlson, Ph.D.
0 komentar:
Posting Komentar