Rabu, 27 Oktober 2010 - , , , , , , , , 0 komentar

Lembah Lolipop

 
A
lkisah ada dua anak laki-laki, Bob dan Bib, yang sedang berjalan di jalan setapak beraspal pada suatu lembah. Uniknya, di kiri-kanan jalan, terdapat banyak permen lolipop yang berwarni-warni dengan aneka rasa. Permen-permen yang terlihat seperti berbaris itu seakan menunggu tangan-tangan kecil Bob dan Bib untuk mengambil dan menikmati kelezatan mereka.

Bob sangat kegirangan melihat banyaknya permen lolipop yang bisa diambil. Maka ia pun sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut. Ia mempercepat jalannya supaya bisa mengambil permen lolipop lainnya yang terlihat sangat banyak di depannya. Bob mengumpulkan sangat banyak permen lolipop, yang disimpannya dalam tas karung. Ia begitu sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut, tapi sepertinya tidak pernah habis maka ia memacu langkahnya supaya bisa mengambil semua permen yang dilihatnya.

Tanpa terasa Bob telah sampai di ujung jalan lembah. Dia melihat gerbang bertuliskan "Selamat Jalan". Itulah batas akhir lembah permen lolipop. Di bawah gerbang, Bob bertemu seorang lelaki penduduk sekitar. Lelaki itu bertanya kepada Bob,
 
"Bagaimana perjalananmu di lembah lolipop ? Apakah permen-permennya lezat ? Apakah kamu mencoba yang rasa jeruk ? Itu rasa yang paling disenangi, atau kamu lebih menyukai rasa mangga ? Itu juga sangat lezat"
 
Bob terdiam mendengar pertanyaan lelaki tadi. Ia merasa sangat lelah dan kehilangan tenaga. Ia telah berjalan sangat cepat dan membawa begitu banyak permen lolipop yang terasa berat di dalam tas karungnya. Bob terkejut, dengan lesu ia menjawab pertanyaan lelaki itu, "Permennya saya lupa makan !"

Tak berapa lama kemudian, Bib sampai di ujung jalan lembah permen lolipop.
"Hai, Bob ! kamu jalan cepat sekali ! saya panggil-panggil kamu tapi kamu sudah sangat jauh di depan saya"
 
"Kenapa kamu memanggil saya?" tanya Bob.
"Saya ingin mengajak kamu duduk dan makan permen rasa anggur, rasanya lezat sekali ! saya menikmati pemandangan lembah, indah sekali !" Bib bercerita panjang lebar kepada Bob.
"Lalu tadi ada seorang kakek tua yang sangat kelelahan, saya temani dia berjalan, saya beri dia beberapa permen yang ada di tas saya, kami makan bersama dan dia banyak bercerita hal-hal yang lucu, kami tertawa bersama…!" Bib menambahkan.

Mendengar cerita Bib, Bob menyadari betapa banyak hal yang telah ia lewatkan dari lembah permen lolipop yang sangat indah itu. Ia terlalu sibuk mengumpulkan permen-permen itu. Iapun sampai lupa memakannya dan tidak punya waktu untuk menikmati kelezatannya karena ia begitu sibuk memasukkan semua permen itu ke dalam tas
karungnya.

Di akhir perjalanannya, Bob menyadari suatu hal, ia bergumam kepada dirinya sendiri,
 
"Perjalanan ini bukan tentang berapa banyak permen yang telah saya kumpulkan. Tapi seharusnya bagaimana saya bisa menikmatinya dengan berbagi dan berbahagia"
 
Ia pun berkata dalam hati, "Waktu tidak bisa diputar kembali"
 
Perjalanan di lembah lolipop sudah berlalu, Bob dan Bib harus melanjutkan kembali perjalanannya.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Dalam kehidupan kita, banyak hal yang ternyata kita lewati begitu saja.
Kita lupa untuk berhenti sejenak dan menikmati kebahagiaan hidup.
Kita menjadi Bob di lembah permen lolipop yang sibuk mengumpulkan permen tapi lupa untuk menikmatinya dan menjadi bahagia.

Pernahkan Anda bertanya kapan waktunya untuk merasakan bahagia ?
 
Jika saya bertanya kepada para klien saya, biasanya mereka menjawab,
 
"Saya akan bahagia nanti..., nanti pada waktu saya sudah menikah...”
“…., nanti pada waktu saya memiliki rumah sendiri...”
“…, nanti pada saat suami saya lebih mencintai saya...”
“…, nanti pada saat saya telah meraih semua impian saya...”
“…, nanti pada saat penghasilan sudah sangat besar... "
“…, nanti…, nanti…, nanti…..”

Pemikiran
nanti itu membuat kita bekerja sangat keras di saat sekarang. Semuanya itu supaya kita bisa mencapai apa yang kita konsepkan tentang masa nanti bahagia.
 
Jika saya renungkan hal tersebut, ternyata kita telah mengorbankan begitu banyak hal dalam hidup ini untuk masa nanti bahagia.
Ritme kehidupan kita menjadi sangat cepat tapi rasanya tidak pernah sampai ke masa nanti bahagia itu.
Ritme hidup yang sangat cepat, target tinggi yang harus kita capai. Dan yang anehnya kita sendirilah yang membuat semua target itu !!!
 
Tetap saja, semuanya itu tidak pernah memuaskan dan membahagiakan.

Uniknya lagi, di kala kita melambatkan ritme kehidupan - pada saat kita duduk menikmati keindahan senja, atau ketika kita mendengarkan cerita lucu anak-anak kita, atau di saat makan malam bersama keluarga - , kita merasa hidup menjadi lebih indah. . . . .

Bila saja kita mau melambatkan ritme hidup kita dengan penuh kesadaran - melambatkan ritme makan kita, ritme jalan dan menyadari setiap gerak tubuh kita, berhenti sejenak dan memperhatikan tawa indah anak-anak, bahkan melambatkan ritme di setiap hembusan nafas - maka kita akan menyadari begitu banyak detil kehidupan yang indah dan patut untuk disyukuri.
 
Kita akan merasakan ritme yang berbeda dari kehidupan, ternyata jauh lebih damai dan tenang.
 
Yang pada akhirnya akan membawa kita menjadi lebih bahagia dan bersyukur seperti Bib yang melewati perjalanannya di lembah permen lolipop.
 
 
 
Koleksi : Artikel Rohani
Penulis : tak dikenal
Editing : gunawan
Tanggal : 03 Nov 2009

regards, yatik

0 komentar:

Posting Komentar