Rabu, 01 Desember 2010 - , , , , 0 komentar

7 Tipe Pria yang Sebaiknya Ditinggalkan

Umumnya perempuan mendambakan seorang pendamping hidup yang bisa ia andalkan dalam segala suasana, yang mengerti dirinya, yang bisa diajak bertukar pikiran, penuh kasih, setia, mendengarkan, dan masih banyak persyaratan yang diingini oleh para wanita. Ketika menyadari bahwa kriteria pria sempurna itu tak ada, sementara ia mendambakan seorang pria di sisi, alhasil, pria yang ada pun tak masalah. Hati-hati, nanti Anda menyesal. Hari gini, boleh dong pilih-pilih pasangan yang ingin Anda dampingi hingga akhir hayat? Berikut adalah kriteria pria yang sebaiknya dihindari:

Yang menyakiti Anda dan tak pernah benar-benar minta maaf
Hanya karena ia pernah mengatakan ingin menikahi Anda dan mendamba memiliki anak bersama Anda, bukan berarti ia merasa bersalah atas kesalahan-kesalahan yang pernah ia lakukan di masa lalu kepada Anda. Entah itu dengan membohongi Anda, entah itu berselingkuh dari Anda, entah itu memukul Anda. Apa pun kesalahannya yang sebenarnya tak bisa lagi ditolerir, tetapi ia tak pernah benar-benar meminta maaf kepada Anda, maka Anda patut mengkaji ulang hubungan itu. Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan, tak ada manusia yang sempurna, kan? Namun, akan lebih nyaman jika dalam berpasangan, kedua pihak bisa mawas diri dan tidak egois untuk mau meminta maaf kepada pasangannya. Menyimpan dendam di dalam kehidupan bersama pasangan tidakkah akan menyakitkan dan mengeruk kenyamanan yang Anda dan dia miliki?

Si peselingkuh
Ada yang bilang, sekali berselingkuh, ia akan selingkuh lagi. Memang, hal seperti ini tak selalu benar. Misalkan, ketika ia pernah berselingkuh dari Anda (mungkin berkali-kali), tetapi demi anak-anak, Anda mempertahankan pernikahan, sementara perasaan ketidakpercaryaan Anda padanya masih tetap ada, hm, apa Anda merasa nyaman menjalani pernikahan semacam itu?

Orang yang selalu ingin diutamakan
Bagian terbesar (dan mungkin tersulit) dari menjalin hubungan dan pernikahan adalah kesediaan untuk menaruh diri di tempat kedua dan mendahulukan kepentingan si dia. Namun, pria yang merasa harus selalu didahulukan kepentingannya setiap saat, setiap waktu, setiap kesempatan tanpa mau memikirkan kepentingan Anda, sebaiknya dikesampingkan saja. Sebuah hubungan suami-istri kan terdiri dari dua pihak, tak mungkin kan Anda terus yang menjadi babysitter-nya?

Penipu kelas kakap
Saat ini, penipuan sangat marak terjadi di mana-mana. Belum lagi tipe-tipe penjahat kerah putih yang sudah ada di mana-mana. Ingat mantan kekasih Anne Hathaway yang ternyata penipu? Hm, jika Anda melihat atau mendengar gelagat bahwa si dia adalah tipe penipu, sebaiknya pikirkan lagi hubungan Anda. Ia bisa saja meyakinkan Anda bahwa ia tidak akan pernah menipu Anda, tetapi, pikirkan betapa was-wasnya hidup Anda dihantui rasa takut akan ketahuan dan si dia terancam dipenjara akibat penipuannya?

Workaholic berat
Pria yang ambisius dan berdedikasi dengan pekerjaannya memang sangat mengagumkan. Tetapi bekerja setiap hari, bahkan kadang waktu untuk Anda hanya terselip di waktu makan siang saja, wah, repot juga, ya? Mungkin hal ini masih bisa dimaklumi di awal-awal masa ia mendirikan perusahaannya sendiri, karena hanya itu cara untuk maju. Tetapi, jika ia lebih mencintai pekerjaan dan teman-temannya ketimbang bersama Anda, kelihatannya ia akan lebih setia kepada pekerjaannya ketimbang kepada Anda. Tak enak, kan, memiliki status bahwa Anda pasangan seseorang tetapi ia tak pernah ada untuk bersama Anda?

Super pemalas
Anda bisa saja mendamba menjadi seorang wanita karier dan memiliki suami yang mengurus rumah. Namun, hal ini akan butuh kesepakatan bersama. Tentu suatu saat akan jengah ketika Anda baru saja pulang dari hari yang melelahkan, tetapi Anda menemukan suami bermalas-malasan di rumah, dan membiarkan rumah dalam keadaan berantakan, bau, dan tak beraturan.

Tak bisa diandalkan

Anda tak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Anda bisa saja membayangkan segalanya akan berjalan dengan lancar dan aman. Karena itu ada kata-kata dalam perjanjian pernikahan bahwa Anda akan menjaga si dia dengan sungguh-sungguh dalam segala keadaan, baik senang maupun sedih, sehat dan sakit, dan lain-lainnya. Namun, jika di masa pacaran saja, ketika ada masalah di antara Anda, atau ada masalah dengan keluarga atau lainnya, lalu tiba-tiba, si dia menghilang, tak bisa dimintai pertolongan, atau malah jadi rentan, wah, repot juga. Bagaimana jika Anda berada dalam suatu keadaan yang genting dan butuh pertolongan, lalu tiba-tiba ia tidak bisa membantu?

Sekali lagi, memang, tak ada manusia yang sempurna, tetapi akan menyenangkan jika kita memiliki pasangan yang mau terus belajar dan berkembang bersama kita dalam semua aspek kehidupan, sebagai partner hidup, yang ada di sisi kita, bukan sebagai orang yang berjalan di depan atau di belakang kita, kan?

Submer: Kompas

0 komentar:

Posting Komentar