Sabtu, 10 Desember 2011 - , , , , , 0 komentar

How hard "moved on" is?

Banyak tentunya diantara kita yang ingin pergi dari kehidupan seseorang karena putus cinta ataupun karena kita memang tidak bisa memilikinya dan kita mau tidak mau harus "moved on" demi menyelamatkan kebahagiaan hidup kita. Gak mungkin dunk kita bisa bahagia kalau setiap hari hanya menangisi dan meratapi kenapa kita tidak bisa bersama dengan orang yang kita sayangi. Yang harus ditanamkan dalam hati kita adalah kita layak bahagia. Kebahagiaan hidup kita adalah hak mutlak kita dan gak boleh di intervensi oleh pihak manapun termasuk si dia.
Sebenarnya sampai detik ini pun aku masih belum totally moved on,  I've admitted it. Tetapi gimana pun juga harus tetap beranjak melangkah pergi meninggalkan dia yang tak pernah menganggapku layak. Aku sadar betul dia harus pergi. Iya, orangnya emang pergi tetapi kenangannya tentu saja tidak bisa pergi bagaimanapun aku mengusirnya. Kenangan memang tetap akan tinggal dihati dan aku harus sering ingatkan diriku untuk membuka seperlunya saja, bukan setiap hari, terus meratapi dan bilang "seandainya..". Terkadang terpikir, kenapa ya bodoh banget, nambah kebodohanku satu lagi, sebanyak apapun aku menyesalinya tentu saja gak akan kembali. Yang berlalu emang udah berlalu, harusnya lebih ku nikmati kehidupanku saat ini. Dengan menyesali dan meratapi yang telah lalu semenit saja sama artinya aku membuang kebahagiaanku hari ini 60 detik. Itu baru satu menit, nah kalo aku menangis dan meratapinya 15 menit, udah 900detik sendiri tuh kebuang sia-sia gak da guna. Kalau dalam kondisi normal, gampang-gampang saja mengalihkan perhatian, tapi kalau dalam keadaan labil, gak taulah. Yang terpenting ada niat dan usaha untuk benar-benar moved on. Sebenarnya ada kalimat yang jika ku tanyakan pada diriku sendiri bisa membuatku tenang "Apakah masalah ini merupakan masalah yang besar 1 tahun lagi?" dan quote favoritku yang sering ku ucapkan berulang-ulang jika penyakit galau ku kambuh "Don't Sweat the small stuff, it's all small stuff". Itu bukan sekedar kalimat cantik aja, karena jika ku liat ke belakang, benar juga, masalah-masalah yang dulu ku anggap berat dan besar, ternyata sekarang aku memandangnya itu hanyalah masalah sepele yang dulu aku terlalu mendramatisir. Jadi sebenarnya diriku sendiri yang membuat segalanya menjadi rumit. Perlu diingat bahwa Tuhan tidak akan pernah memberikan sesuatu yang tidak bisa kita tangani. Aku percaya itu. Dan setiap ujian dari-Nya adalah untuk mempertinggi derajat dan kualitas kita. Aku harus sering mengingatkan diriku kalau masih banyak bagian-bagian dari kehidupanku yang harus ku tangani, yang harus mendapat perhatian dan fokus. Intinya "moved on" memang susah di awal, tetapi jika sudah bertekad gak ada yang gak mungkin. Segalanya selalu sulit untuk memulai dan akan terlihat sangat sulit jika kita gak berani memulainya. Pernah ku baca buku,bahwa "Tersenyumlah karena seseorang di luar sana ada yang sangat tergila-gila dengan senyumanmu". Menurutku ada benarnya juga, kita tidak pernah tau kan siapa yang suka sama kita, jadi kenapa kita harus menekuk muka terus, hadapi harimu dan tersenyumlah meski menyimpan kepedihan dihati. Capek hati kalau kita hanya menyesali dan mengharapkan sesuatu yang gak pasti. Kenapa kita tidak lakukan sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita. Yang masih sekolah/kuliah fokus ke sekolah/kuliahnya, yang udah kerja fokus ke kerjaan saja. Kita hidup gak cuman sama dia kan di dunia ini, masih ada keluarga, kerabat dan sahabat-sahabat kita. Jadi how hard moved on is depending on ourself to make first step.

0 komentar:

Posting Komentar