Jumat, 20 Mei 2011 - , , 0 komentar

Mendengarkan Orang Lain, Caranya?

Kebanyakan orang lebih senang berbicara dan menonjolkan siapa dirinya ketimbang mendengarkan orang lain. Kemampuan mendengarkan memang tak dimiliki semua orang, tetapi bukan berarti tidak bisa dipelajari, kan?

Sebelumnya, kenali lebih dahulu tipikal orang yang tidak suka mendengarkan, terutama jika Anda sedang berkonflik. Saat itu Anda menjadi tidak peduli bagaimana perasaan orang lain dan keukeuh bahwa orang lain yang salah. Karakter yang muncul dalam kondisi seperti ini di antaranya:

* Merasa paling benar. Cenderung keras kepala dan menyatakan Anda paling benar.
* Menyalahkan orang lain. Menyatakan secara langsung maupun tersirat bahwa masalah yang sedang dihadapi adalah kesalahan orang lain.
* Membela diri. Dengan argumentasi kuat, Anda menolak mengakui kelemahan dan kekurangan yang ada pada diri Anda.
* Memposisikan diri sebagai "martir". Anda mengklaim diri sendiri sebagai korban atas tirani orang lain dalam menghadapi suatu masalah.
* Merendahkan. Anda berbicara dominan dan membuat orang lain merasa inferior atau bahkan dipermalukan.
* Pelabelan. Anda menunjuk orang lain atau menyebut namanya ketika terlibat dalam perselisihan.
* Sarkastis. Sikap, kata-kata, bahkan nada suara Anda meremehkan atau merendahkan orang lain.
* Serangan balik. Setiap kritik tentang Anda, Anda balas kembali dengan kritikan.
* Mencari kambing hitam. Anda mengisyaratkan orang lain lah yang bersalah dengan ketidakmampuannya.
* Pengalihan. Anda seringkali mengalihkan pembicaraan seenak hati.
* Menyalahkan diri sendiri. Anda bertingkah seakan Anda telah berbuat sesuatu yang buruk untuk menghindari kritik.
* Tidak ada harapan. Anda mengklaim bahwa Anda telah melakukan segala cara namun tak ada satu pun yang berhasil.
* Menyangkal. Anda menyangkal keterlibatan Anda dalam masalah, dan meyakinkan bahwa Anda tidak kesal terhadapnya.
* Gemar "menolong". Anda lebih cenderung memberikan saran dalam rangka membantu namun tak pernah mendengarkan kebutuhan orang lain.
* Agresi yang pasif. Kemarahan Anda ditandai dengan hanya diam, mencibir, atau bahkan secara agresif menggebrak pintu.
* Membaca pikiran. Anda berharap orang lain untuk mengerti perasaan Anda tanpa Anda minta.

Sudah mengenali daftar karakter ini? Apakah ada dalam diri Anda? Jika dominasi karakter ini menguasai diri Anda, ini saatnya manfaatkan indera pendengaran Anda dengan semestinya, yakni mendengarkan orang lain.

Diperlukan empati, keterbukaan, kasih sayang, dan rasa menghargai untuk membangun komunikasi yang baik terhadap orang lain. Dengan karakter ini Anda mulai bisa mengubah kebiasan dominasi pembicaraan dengan mendengarkan.

Empati artinya Anda mendengar dan berusaha melihat perspektif lain dari kacamata lawan bicara Anda. Dengan melatih kemampuan ini Anda akan menemukan kebenaran dari apa yang orang lain katakan tentang Anda. Bahkan kritik orang lain terhadap Anda yang terdengar tidak adil, atau pandangan yang bertolak belakang dengan Anda, akan lebih mudah diterima.

Keterbukaan mengandung makna Anda mampu berekspresi dengan perasaan Anda secara terbuka dan leluasa. Anda bisa dengan mudah mengatakan "Saya merasa tidak nyaman".  Dengan mengatakan perasaan Anda yang sebenarnya secara lugas, orang lain tidak akan merasa ditekan. Sebaliknya, komunikasi negatif membuat Anda menyimpan perasaan negatif atau bahkan memunculkan sikap agresif yang membuat orang lain merasa tertekan.

Menghargai dan memperlakukan orang lain dengan kebaikan, dan kepedulian yang jujur memberikan kesan positif dan membangun komunikasi yang baik. Sebaliknya, menempatkan orang dalam kondisi permusuhan, persaingan, bahkan merendahkan harga dirinya, membuat komunikasi menjadi buruk.


Sumber: Telegraph

0 komentar:

Posting Komentar